SISTEM PENDIDIKAN DI INGGRIS
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Perbandingan Pendidikan
Dosen
Pengampu : Mokhamad Miptakhul
Ulum,M.Pd.I
Disusun oleh :
1. Mochamad Arzaqul Muhibin 2021116116
2. Kinta arum 2021116113
3. Ilsamu Al Islah 2021116102
KELAS : B
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PEKALONGAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dewasa ini peradaban
manusia dihadapkan pada perkembangan teknologi yang semakin menuju kearah
puncak kemajuan. Munculnya berbagai inovasi-inovasi teknologi dalam berbagai
bidang di berbagai negara merupakan indikator dari adanya kemajuan
tersebut. Indikator kemajuan tersebut tidak bisa dilepaskan dari
sumber daya manusia yang unggul dan sistem pendidikan yang berkembang di negara
itu sendiri.
Manusia
yang unggul akan melahirkan karya-karya yang inovatif, sedangkan sistem
pendidikan dikembangkan untuk membentuk input manusia biasa menjadi
output manusia yang unggul, baik dalam hal intelektual maupun emosional.
Sistem pendidikan tersebut diterapkan oleh pemerintah di suatu negara dan
dievaluasi secara dinamis demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional yang
mengacu pada falsafah negara itu sendiri guna mewujudkan manusia-manusia
(output) yang unggul dan berkualitas di era global. Diantara negara yang
dianggap berhasil mencetak output yang unggul adalah negara Inggris. Berikut
ini akan dibahas mengenai potret sistem pendidikan di Inggris dimulai dari
kurikulum, kebijakan-kebijakan pendidikan, dan lain sebagainya yang dapat
dijadikan sebagai pembanding terhadap potret sistem pendidikan yang
diterapkan di Indonesia sekarang ini sehingga diharapkan dapat memberikan
konstribusi terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perlu dilakukan
perumusan masalah untuk membatasi lingkup kajian dalam makalah ini. Adapun
rumusan masalahnya sebagai berikut :
1.
Bagaimana sejarah pendidikan di inggris ?
2.
Bagaimana sistem pemerintahan di Inggris ?
3.
Bagaimana jenis dan struktur pendidikan di
Inggris ?
4.
Bagaimana kurikulum dan metode pengajaran di
Inggris
5.
Bagaimana penelitian pendidikan di Inggris ?
C. Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui sejarah pendidikan di inggris
?
2.
Untuk mengetahui sistem pemerintahan di Inggris
?
3.
Untuk mengetahui jenis dan struktur pendidikan
di Inggris
4.
Untuk mengetahui kurikulum dan metode
pengajaran di Inggris
5.
Untuk mengetahui penelitian pendidikan di
Inggris
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pendidikan di Inggris
Sejarah
berdiriya lembaga pendidikan di United Kingdom atau kerajaan Inggris sudah
mulai tercatat sejak akhir abad ke-6,
yaitu dalam peridoe sejarah Inggris Anlo-Sxon. Sekolah yang diperkirakan
petama berdiri di Inggris adalah sebuah rmmr yang didirikan pada tahun 598 di
Canterbury, England. Inggris merupakan rumah bagi beberapa universitas tertua
di dunia. Universitas Oxford merupakan universitas pertama yang tercatat
berdiri dalam sejarah Inggris. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa
universitas tertua di negara berbahasa
Inggris ini telah memulai pengajaran sejak tahun 1096 dan berkembang pesat
sejak tahun 1167.
Salah
satu tonggak penting dalam sejarah pendidikan di Inggris adalah pertama kalinya
program wajib belajar diberlakukan, yaitu pada tahun 1880. Wajib belajar
diberlakukan pada waktu itu hanya untuk anak berusia 5 sampai 10 tahun. Batas
akhir usai wajib belajar kemudian bertambah secara bertahap dan mencapai usia
14 tahun pada tahun 1918. Tahun 1947 dan tahun 1973, batas akhir usia tersebut
kembali masing-masing meningkat menjadi 15 dan 16 tahun. Dengan diberlakukannya
undang-undang Eduction nd Skills Act 2008, mulai tahun 2013 sampai
dengan 2015, batas akhir usia belajar tersebut akan bertahap meningkat menjadi
18 tahun. [1]
Pemerintahan
di Inggris mula-mula enggan terlihat dalam pengelolaan pendidikan. Pemerintahan
Inggris pertama kali mengelola bidang pendidikan baru terjadi pada tahun 1833.
Permulaan mengelola bidang pendidikan tersebut dilakukan pemerintah dengan
memberikan sejumlah kecil dana bantuan pada dua perkumpulan sekolah amal.
Sebelumnya pemerintah telah mengizinkan berdirinya yayasan pendidikan swasta
dan sekali-kali memberikan bantuan dana kepada mereka. Wewenang untuk menilai
dan memberikan lisensi melalui proses sertifikasi kepada guru-guru dan
mengawasi pelaksanaan pembelajaran di sekolah-sekolah diserahkan kepada gereja
Inggris. Perhatian pemerintah terhadap penyelenggaraan pendidikan ini
selanjutnya membawa kepada upaya penetapan aneka peraturan yang menjamin
keberadaan kepercayaan ortodoks dan kesetiaan kepada golongan yang berkuasa. [2]
B.
Sistem Pemerintahan di Inggris.
Pemakaian nama Inggris
dalam pengertian negara kadang dapat membinggungkan karena kata itu merupakan
terjemahan dari kata “England”, sedangkan England hanya merupakan salah
satu bagian saja dari “The United Kingdom of Great Britain” yang lazim
disingkat UK.[3]
Inggris adalah negara
bagian terbesar dan terpadat penduduknya dari negara-negara bagian lain yang
membentuk menjadi satu dalam Persatuan Kerajaan Britania Raya (United Kingdom
of Great Britain). Selain Inggris dalam Britania Raya tersebut terdapat pula
negara lain yaitu : Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, sehingga seringkali
nama Inggris disamakan dengan keseluruhan negara tersebut atau disamakan dengan
United Kingdom (UK)[4]
UK adalah negara dengan
system demokrasi parlementer. Pemerintahan pada dasarnya dibentuk melalui
partai politik yang memanangkan dukungan mayoritas di parlemen, khususnya di
House of Commons. Sudah sukup lama partai besar yaitu Partai Buruh (Labour
Party) dan Partai Konservatif (Conservative Party) secara bergantian memenagkan
pemilihan dan memimpin pemerintah. Perdana menteri biasanya adalah pimpinan
partai yang menang dalam pemilihan, dan bertanggung jawab membentuk cabinet. Menteri
negara urusan pendidikan dan ilmu pengetahuan sebagai pimpinan politik
Departemen Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan adalah menteri cabinet yang
bertanggung jawab atas pendidikan di England, dan atas perguruan tinggi
di seluruh Britania Raya (Great Britanian) – England, Wales, Scotland, dan
Nothern Ireland).[5]
Sebagai bagian dari
Britania Raya, sistem politik dasar bagi Inggris adalah monarki
konstitusional dan sistem
parlementer. Inggris
tidak memiliki pemerintahan sendiri sejak tahun 1707. Berdasarkan Undang-Undang
Kesatuan 1707, Inggris dan Skotlandia bersatu menjadi Kerajaan
Britania Raya.
Sebelum penyatuan tersebut, Inggris diperintah oleh monarki dan Parlemen
Inggris. Saat ini,
Inggris diatur langsung oleh Parlemen
Britania Raya,
meskipun negara-negara Britania lainnya diserahi pemerintahan sendiri
(devolusi). Pada House
of Commons, yaitu Majelis
Rendah dalam Parlemen
Britania Raya, terdapat 532 dari total 650 anggota Parlemen (MP) yang mewakili
konstituensi Inggris.
Sebagai konsekuensi atas
keanggotaan Britania Raya di Uni Eropa, pemilu untuk menentukan siapa wakil
Britania yang akan dikirim sebagai anggota Parlemen
Eropa juga
diselenggarakan secara regional di Inggris. Dalam pemilihan umum Parlemen Eropa 2009, hasil dari pemilu di region-region
di Inggris untuk anggota Parlemen Eropa adalah sebagai berikut: 23 dari
Konservatif, 10 dari Partai Kemerdekaan, 10 dari Liberal Demokratik, dua dari Partai Hijau, dan dua dari Partai Nasional Britania.[6]
C.
Struktur
dan Jenis Pendidikan
1.
Pendidikan Formal
Bagi anak-anak yang berusia antara 5 dan 16
tahun, pendidikan itu wajib di UK. Pendidikan yang dibiayai pemerintah bagi anak-anak
pada usia ini terstruktur dalam dua atau tiga jalur (tier). Sistem dua
jalur (two-tier-system) terdiri dari sekolah dasar (Primary school)
dan sekolah menengah pilihan atau tanpa pilihan (selective/non selective
secondary school) . sekolah dasar adalah sekolah untuk anak-anak yang
berusia antara 5-11 tahun, kecuali di Scotland dimana transfer dilakukan pada
usia 12 bukan 11 tahun. Adakalanya terbagi lagi dalam kelompok 5-7 tahun (infant
school) dan kelompok 7-11 tahun (junior school). Sekolah menengah
adalah untuk anak-anak yang berusia antara 11 dan 16 atau 18 tahun. Sistem tiga
jalur (three-tier system) terdiri sekolah pertama (first school) adalah bagi
anak-anak yang berusia 5-8 atau 9 tahun, sekolah menengah (middle school)
bagi anak berusia antara 8-12 atau 9-13 tahun, dan sekolah tingkat atas (upper
school) biasanya non selektif, bagi anak-anak berusia antara 12 atau 13-16
atau 18 tahun.
Sistem sekolah dengan dua jalur adalah yang
banyak dilaksanakan di UK . sistem tiga jalur dijumpai hanya di England yang
menampung kurang 15 % dari seluruh murid
. sampai tahun 1965 kebanyakan anak-anak di England dan Wales di tes pada usia
11 tahun untuk mengetahui kecocokanya memasuki sekolah yang berorientasi
akademik yaitu sekolah menengah yang dikenal dengan “grammar school”.
Kurang lebih 25 % anak-anak pada usia ini memasuki “grammar school”.
Anak-anak yang lain memasuki sekolah yang dikenal dengan nama sekolah menengah
modern(secondary-modern school) yang kurikulumnya kurang berorientasi
pada akademik. Tentu saja bagi mereka yang menamatkan pendidikanya disekolah
ini lebih kecil peluang untuk bisa mengikuti ujian negara pada usia 16 tahun
dan juga mereka kurang memperoleh fasilitas apabila berkeinginan melanjutkan
pendidikan setelah usia 16 tahun. Semenjak tahun 1965, didorong terutama oleh
pemerintah partai buruh, hampir semua “I.e.a.s” lebih mengakui dan menyukai
sistem sekolah menengah yang dapat menampung berbagai kemampuan, dan ini
dikenal dengan sebagai sekolah komprehensif (Comprehensive school). Sebagaian
besar anak-anak berusia 11-16 tahun saat ini mendapat pendidikan di sekolah
jenis ini.
Anak-anak yang melampui usia wajib belajar (16
tahun) dapat juga meneruskan pendidikanya di sekolah sendiri dalam program yang
dinamakan “sixth from” dengan tambahan waktu dua tahun lagi atau mereka
juga boleh pindah ke lembaga lain seperti “Sixth-from collage” yang
menampung secara penuh anak-amak usia 16 -18 tahun, ke “Tertiary Collage”.
“Collage of Further Education” atau ke “Technical Collage”
tiga yang terakhir ini pada dasarnya adalah sama , melayani mahasiswa yang
purna waktu ( Full Time) dan paruh waktu (part-time).
Pendidikan bagi anak-anak yang telah tamat dari
pendidikan dasar menengah dapat dikelompokkan dalam dua kategori, pertama
“nonadvanced further education” (NAFE)
untuk yang tidak akan meneruskan kependidikan tinggi , tetapi
dipersiapkan mengambil General Certificate of Education (GCE) tingkat advanced
(A) dan kategori. kedua, pendidikan tinggi yang otonom yang diselenggrakan
dengan dana pemerintah, dan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh
“I.e.a.s” yang sebagian dikenal dengan politeknik (Di Scotland, ada 14
perguruan tinggi yang langsung dibiayai oleh Pemerintah Pusat). Banyak “I.e.a.s
yang menyelenggrakan kedua jenis pendidikan ini. Universitas dan Politeknik
adalah pusat pendidikan untuk memperoleh titel dan penelitian, politeknik kuat
dalam pendidikan “part time” dan melayani terutama mahasiswa berusia 21 tahun
ke atas. Titel pertama yang diberikan oleh sistem pendidikan di UK menuntut tiga
tahun kuliah bahkan sebagian program menuntut 4 tahun atau lebih.
2.
Pendidikan Nonformal
Berbagai program untuk orang dewasa dan
Cuntinuing Education disenggarakan oleh “I.e.a.s, jurusan-jurusan ekstra
universitas, dan badan-badan tertentu seperti Asosiasi Pendidikan para pegawai.
Pada umumnya kuliah-kuliah diselenggarakan “part-time” (siang atau malam),
tetapi ada sebagaian yang mengharuskan tinggal dikampus dalam waktu pendek, dan
sebagian kecil sekali ada yang harus tinggal di kampus dalam jangka waktu
panjang pada perguruan tinggi negeri. Mata kuliah yang ditawarkan bervariasi
besar sekali, mulai dari pendidikan paling dasar seperti tulis baca sampai pada
mata kuliah untuk mengambil ujian program akademik atau mata-mata kuliah
vokasional. Biaya pendidikan umumnya ditanggung oleh mahasiswa.
Universitas Terbuka (Open University, OU)
tergolong pendidikan non formal yang mampu menawarkan berbagai program akademik
dengan berbagai gelar. Perkuliahan sebagian besar dilakukan di rumah melalui
korespondensi, televisi dan radio. Tidak diperlukan kualifikasi akdemik formal
untuk mendaftar di Universitasb Terbuka ini, dan gelar di berikan atas dasar
jumlah kredit yang diperoleh dengan sukses pada setiap fase perkuliahan.
Pelayanan terhadap generasi muda diadakan
dengan tujuan untuk meningkatkan pendidikan sosial secara informal pada
waktu-waktu senggang sambil membina pengembangan bakat mereka. pelayanan ini
diseenggarakan oelh beberapa klanb bejerja sama dengan pejabat-pejabat setempat
termasuk “I.e.a.s” dan macam-macam organisasi sukarela, tetapi itu bukanlah
gerakan sukarela kaum muda secara nasional.[7]
D.
Kurikulum
dan Metodologi Pengajaran di
Inggris
Tidak ada
kurikulum yang ditentukan secara nasional akan tetapi badan-badan yang mengurus
ujian serta yang mengawasi General Sertificate of Education menghendaki
kesamaan kurikulum pada tingkat sekolah menengah setiap daerah. Dalam
prakteknya tanggung jawab atas kurikulum-kurikulum sekolah negeri terletak pada
guru-guru sendiri walaupun “I.e.a.s” juga bertanggung jawab secara umum.
Inspektur
Pendidikan (Her Majesty’s Inspectors of School, HMIS) bertanggung jawab
kepada pendidikan atas pengawasanya terhadap sekolah negeri dan swasta,
memeriksa dan melaporkanya, serta memberikan saran dan memberikan saran dan
nasihat kepada sekolah dan “I.e.a.s” juga mempunyai Inspektur, penasihat dan
perencana-perencana sendiri untuk membantu sekolah yang berada dibawah
wewenangnya dan “I.e.a.s” juga membentuk pusat pertemuan guru-guru sebagai
tempat bagi mereka untuk bekerja menyusun dan mengembangkan kurikulum serta
kegiatan inservice training.[8]
Dari segi kurikulum, sekolah-sekolah
di Inggris menggunakan kurikulum nasional (National Cuuiculum). Kurikulum
nasional ditentukan oleh Dewan Pengembangan Kurikulum Sekolah (School Curriculum
Development Council –SCDC) khususnya untuk sekolah pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Semula dewan pengembang kurikulum masih menjadi satu
dengan dewan ujian nasioal, yakni dalam satu wadah yang bernama The School
Council for Curriculum and Examinations, namun sejak tahun 1982 lembaga
tersebut dipecah menjadi dua.
Dewan pengembang Kurikulum sekolah
tidak mudah dan seenaknya saja mengganti kurikulum pendidikan. Pendidikan
kurikulum akan selalu melibatkan banyak pakar yang sungguh berkompeten
dibidangnya. Mereka menjunjung tinggi warisan tradisi keilmuwan mereka yang
sangat kuat berakar. Materi pokok yang mereka anggap bagus sejak 100 tahun lalu akan dipertahankan sampai
kapanpun. Sementara bidang-bidang baru yang akan diajukan untuk dimasukkan ke
dalam kurikulum nasional harus melewati prosedur yang panjang.
Prosedur tersebut dimulai dari
usulan kepala sekolah disuatu wilayah yang didukung oleh beberapa sekolah
lainya., lalu bersama-sama mereka mengajukan ke The Office for Standars in Education,
Children’s Service and skill (OFSTEAD). Kantor ini bersifat semi otonom, karena
tidak dibawahi oleh pemerintah melainkan berdiri mandiri dibawah penujukkan
Queen Elizabeth. Selanjutnya OFSTEAD
akan mengajak School Curriculum Development Council (SDDC) untuk mengembangkan
kurikulum. Hasilkan kemudian diusulkan oleh OFSTEAD kepada menteri pendidikan.
Setelah menteri pendidikan menerima hal yang sama akan terjadi kembali, Menteri
akan menyampaikan rencana perubahan kurikulum nasional ke jenjang struktural di
bawahnya hingga sampai ke kepala sekolah. Prosedur memakaan wakty sekitar satu
tahun. Prosedur ini ternyata sangat birokratis namun sekaligus memperhatikan
tertib organisasi yang mereka jalankan. Dengan demikian prosedur yang mereka
jalankan meperlihatkan adanya pola bottom up dalam pembaharuan kurikulum di
Inggris. Pembaharuan kurikulum pendidikan itu diusulkan dari kar rumput yaitu
para ujung tomak penyelenggara pendidikan.
Kurikulum nasional yang disusun oleh
OFSTEAD bersama dengan SCDC berisi 12 pelajaran. Pelajaran inti (the core subjects) adalah English,
mathematics, dan Science yang wajib dipelajari oleh siswa umur 5 sampai 15
tahun. Mata pelajaran lain yang wajib dipilih satu atau lebih untuk dipelajari
para siswa adalah : Art & design, Citizenship, design & Technology,
Geography, History, Information & communication Technology, modern Foreign
Languages, Music, dan terakhir dalah Physical Education. Seringkali sekolah
menambah pelajaran selain yang berada diatas. Adapun pelajaran yang diajarkan
di sekolah tetapi tidak diatur dalam undang-undang negara adalah pelajaran:
Religious Education, Career Education, dan sex Education.
Pada jenjang pendidikan tinggi terdapa
program pasca sarjana yang dapat diikuti oleh lulusan ujian A-Levels atau lulus
dari Sixth From Collages. Seseorang yang telah lulus tadi akan dengan mudah
bisa masuk perguruan tinggi dan menjadi mahasiwa selama tiga atau empat tahun.
Mereka yang masuk PT telah berumur 18 tahun, sedangkan untuk calon mahasiswa
internasional harus dapat fasih berbahasa inggris dengan skor nilai minimal
TOEFL 550 dan IELTS 6.0.
Tahun ajaran PT di Inggris dibagi
dalam dua atau tiga term. Mahasiswa mengambil jurusan yang sesuai dengan minat
yang ingin dipelajari dan dikembangkanya. Gelar sarjana akan diberikan jika
mereka telah menyelesaikanya. Program pasca sarjana dapat diikuti oleh mereka
yang telah lulus sarjana. Umumnya berusia diatas 21 tahun. Program pasca
sarjana ditempuh dalam waktu 2 tahun . mahasiswa harus menyelesaikan tugas mata
kuliah, menulis tesis, dan mengikuti ujian akhir. Mahasiswa pasca sarjana dapat
meneruskan program doktor atau phD. Gelar master atau MBA dianugerahkan setelah
usai menempuh seluruh mata kuliah, tesis, dan ujian akhir. Gelar pasca sarjana
tradisional biasanya di bidang “Arts” dengan sebutan (MA), sedangkan dibidang
“Science” dengan sebutan (MSc).[9]
E.
Penelitian
Pendidikan di Inggris
Penelitian
dalam bidang pendidikan di UK dimulai semenjak seabad yang lalu ketika beberapa
universitas membentuk Ketua Jurusan Pendidikan. Pra pejabat ini merasa perlu
dan memberikan perhatian besar terhadap pengkajian yang sistematis tentang
pendidikan dengan pendekatan yang ilmiah atas pengkajian itu. Pada tahap awal
perhatian difokuskan pada psikologi, sejarah, dan studi perbandingan. Antara
tahun 1900 dan 1945, usaha yang diarahkan pada penelitian pendidikan di UK
masih sangat kecil. Namun demikian penelitian dalam bidang tes mental dan
perkembangan anak memberikan pengaruh penting terhadap praktek-praktek
pendidikan.
Penelitian
pendidikan berdampak pula terhadap sistem pendidikan umumnya pada masa
pembangunan pascaperang sesudah tahun 1945. Yayasan penelitian Pendidikan
Nasional (National Foundation for Educational Research, NFER) didirikan tahun 1947 dengan bantuan dana dari
“I.e.a.s”
Penelitian
dalam perkembanganya mengambil banyak disiplin ilmu seperti dari ilmu jiwa,
falsafat, sejarah dan sosiologi. Thouless dan Wiseman dalam sebuah review
tentang penelitian pendidikan ini mengungkapkan bahwa sampai tahun 1968 saja
lebih dari 20 bidang studi yang sudah diteliti dan ‘The Register of Educational
Researchin the United Kingdom memuat 2000 proyek penelitian yang telah
dilaksanakan dalam 240 lembaga.
Satu-satunya
sumber dana penelitian pendidikan yang terbesar adalah Departemen Pendidikan dan
Ilmu Pengetahuan (Departement of Education and Science) yang memberikan
prioritas pada penelitian yang berkaitan dengan kebijakan (policy-related).
Proyek-proyek penelitian yang didukung dalam tahun 1982 mencakup delapan bidang
utama :pra sekolah, performansi murid, anak-anak dengan kebutuhan khusus
(termasuk Learning difficulties the handicapered dan minoritas etnis) transisi
dari sekolah ke pekerjaan, kurikulum, pendidikan guru, manajemen pendidikan,
dan pendidikan tinggi.[10]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan
adalah hasil dari proses penyimpulan makalah guna menjawab
poin-poin yang telah dirumuskan sebelumnya dalam rumusan masalah. Setelah
dipaparkan mengenai keseluruhan isi makalah, maka dapat diambil simpulan
sebagai berikut.
1.
Inggris merupakan negara bagian dari UK yang menganut
sistem parlementer.
2.
Wilayah Inggris adalah 2/3 dari UK. Inggris juga memiliki
sumber pendapatan negara dari hasil menjual berbagai produk alam diantaranya
minyak bumi.
3.
Filsafat yang berkembang adalah Empirism, Liberalism, dan
sebagainya. Sekolah dan pendidikan tinggi memiliki orientasi yang berbeda.
4.
Pendidikan agama di Inggris adalah wajib. Meski mayoritas
menggunakan kurikulum kristen.
5.
Pendidikan formal terbagi menjadi 2 yaitu sistem dua
jalur dan sistem tiga jalur.
6.
Kurikulum nasional ditentukan oleh Dewan Pengembangan
Kurikulum Sekolah (School Curriculum Development Council – SCDC) khususnya
untuk sekolah pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
7.
Untuk menjadi tenaga pendidik di Inggris diperlukan
kualifikasi tertentu. Inggris menyiasati kekurangan guru dengan
mengangkat guru senior sebagai spesialis.
8.
Pendanaan pendidikan di Inggris diatur oleh Departemen
Pendidikan dan LEA dengan prosentase tertentu.
Rohman Arif, 2010, Pendidikan Komparatif,
Yogyakarta : Laksbang Mediatama.
Soelaiman Fauzi, 2014, Sistem Pendidikan di Inggris, London :
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London.
Syah, Agustiar Nur, 2001, Perbandingan Sistem
Pendidikan 15 Negara, Bandung: Lubuk Agung.
Zaenab,
Siti dan Abd Muis, 2011, Sistem Pendidikan Inggris, kelas B Ilmu Pemdidikan ,
vol 1 no 1,
http://id.wikipedia.org/wiki/Inggris.
diakses pada tanggal 10 Maret 2018.
[1]
Fauzi Soelaiman, Sistem Pendidikan di
Inggris, London : Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London, 2014,
Hlm. 7
[2]
Arif
Rohman, Pendidikan Komparatif, (Yogyakarta : Laksbang Mediatama, 2010),
hlm. 165
[3]
Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung:
Lubuk Agung. 2001), hlm. 110
[4]
Arif Rohman, Pendidikan Komparatif : Menuju Ke Arah Metode Perbandingan
Pendidikan Antar Negara, (Yogyakarta: Laksbang Grafika, 2010), hlm.
161.
[5]
Agustiar Syah Nur, Loc.Cit.,
[6]
http://id.wikipedia.org/wiki/Inggris. diakses pada tanggal 10 Maret 2018.
[7]
Agustiar
Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung: Lubuk
Agung, 2001), hlm 110-113
[8] Siti
Zaenab dan Abd Muis, Sistem Pendidikan Inggris, kelas B Ilmu Pemdidikan ,
vol 1 no 1, 2011
[9]
Arif
Rohman, Pendidikan Komparatif Menuju ke Arah Metode Perbandingan Pendidikan
Antar Negara,( Yogyakarta: Laksbang Grafika), hlm 172-174
[10]Agustiar
Syah Nur, Ibid, , hlm 117-118