SELAMAT DATANG DI BLOG ARZAQUL MUHIBIN

Senin, 26 Maret 2018

MAKALAH SISTEM PENDIDIKAN DI INGGRIS


SISTEM PENDIDIKAN DI INGGRIS

Disusun Guna Memenuhi Tugas
            Mata Kuliah              : Perbandingan Pendidikan
Dosen Pengampu      : Mokhamad Miptakhul Ulum,M.Pd.I

 



  



Disusun oleh : 

1. Mochamad Arzaqul Muhibin 2021116116 

2. Kinta arum 2021116113 

3. Ilsamu Al Islah 2021116102



KELAS : B


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PEKALONGAN
2018





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
          Dewasa ini peradaban manusia dihadapkan pada perkembangan teknologi yang semakin menuju kearah puncak kemajuan. Munculnya berbagai inovasi-inovasi teknologi dalam berbagai bidang di berbagai  negara merupakan indikator dari adanya kemajuan  tersebut. Indikator kemajuan tersebut  tidak bisa dilepaskan dari sumber daya manusia yang unggul dan sistem pendidikan yang berkembang di negara itu sendiri.
          Manusia yang unggul akan melahirkan karya-karya yang inovatif, sedangkan sistem pendidikan  dikembangkan untuk membentuk input manusia biasa menjadi output manusia yang unggul, baik dalam hal intelektual maupun emosional.  Sistem pendidikan tersebut diterapkan oleh pemerintah di suatu negara dan dievaluasi secara dinamis demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional yang mengacu pada falsafah negara itu sendiri guna mewujudkan manusia-manusia (output) yang unggul dan berkualitas di era global. Diantara negara yang dianggap berhasil mencetak output yang unggul adalah negara Inggris. Berikut ini akan dibahas mengenai potret sistem pendidikan di Inggris dimulai dari kurikulum, kebijakan-kebijakan pendidikan, dan lain sebagainya yang dapat dijadikan sebagai  pembanding terhadap potret sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia sekarang ini sehingga diharapkan dapat memberikan konstribusi terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia.
B.     Rumusan Masalah
            Berdasarkan  latar belakang masalah tersebut, maka perlu dilakukan perumusan masalah untuk membatasi lingkup kajian dalam makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1.      Bagaimana sejarah pendidikan di inggris ?
2.      Bagaimana sistem pemerintahan di Inggris ?
3.      Bagaimana jenis dan struktur pendidikan di Inggris ?
4.      Bagaimana kurikulum dan metode pengajaran di Inggris
5.      Bagaimana penelitian pendidikan di Inggris ?
C.  Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui sejarah pendidikan di inggris ?
2.      Untuk mengetahui sistem pemerintahan di Inggris ?
3.      Untuk mengetahui jenis dan struktur pendidikan di Inggris
4.      Untuk mengetahui kurikulum dan metode pengajaran di Inggris
5.      Untuk mengetahui penelitian pendidikan di Inggris
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Sejarah Pendidikan di Inggris
Sejarah berdiriya lembaga pendidikan di United Kingdom atau kerajaan Inggris sudah mulai  tercatat sejak akhir abad ke-6, yaitu dalam peridoe sejarah Inggris Anlo-Sxon. Sekolah yang diperkirakan petama berdiri di Inggris adalah sebuah rmmr yang didirikan pada tahun 598 di Canterbury, England. Inggris merupakan rumah bagi beberapa universitas tertua di dunia. Universitas Oxford merupakan universitas pertama yang tercatat berdiri dalam sejarah Inggris. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa universitas  tertua di negara berbahasa Inggris ini telah memulai pengajaran sejak tahun 1096 dan berkembang pesat sejak tahun 1167.
Salah satu tonggak penting dalam sejarah pendidikan di Inggris adalah pertama kalinya program wajib belajar diberlakukan, yaitu pada tahun 1880. Wajib belajar diberlakukan pada waktu itu hanya untuk anak berusia 5 sampai 10 tahun. Batas akhir usai wajib belajar kemudian bertambah secara bertahap dan mencapai usia 14 tahun pada tahun 1918. Tahun 1947 dan tahun 1973, batas akhir usia tersebut kembali masing-masing meningkat menjadi 15 dan 16 tahun. Dengan diberlakukannya undang-undang Eduction nd Skills Act 2008, mulai tahun 2013 sampai dengan 2015, batas akhir usia belajar tersebut akan bertahap meningkat menjadi 18 tahun. [1]
Pemerintahan di Inggris mula-mula enggan terlihat dalam pengelolaan pendidikan. Pemerintahan Inggris pertama kali mengelola bidang pendidikan baru terjadi pada tahun 1833. Permulaan mengelola bidang pendidikan tersebut dilakukan pemerintah dengan memberikan sejumlah kecil dana bantuan pada dua perkumpulan sekolah amal. Sebelumnya pemerintah telah mengizinkan berdirinya yayasan pendidikan swasta dan sekali-kali memberikan bantuan dana kepada mereka. Wewenang untuk menilai dan memberikan lisensi melalui proses sertifikasi kepada guru-guru dan mengawasi pelaksanaan pembelajaran di sekolah-sekolah diserahkan kepada gereja Inggris. Perhatian pemerintah terhadap penyelenggaraan pendidikan ini selanjutnya membawa kepada upaya penetapan aneka peraturan yang menjamin keberadaan kepercayaan ortodoks dan kesetiaan kepada golongan yang berkuasa. [2]


B.     Sistem Pemerintahan di Inggris.
          Pemakaian nama Inggris dalam pengertian negara kadang dapat membinggungkan karena kata itu merupakan terjemahan dari kata “England”, sedangkan  England hanya merupakan salah satu bagian saja dari “The United Kingdom of Great Britain” yang lazim disingkat UK.[3]
          Inggris adalah negara bagian terbesar dan terpadat penduduknya dari negara-negara bagian lain yang membentuk menjadi satu dalam Persatuan Kerajaan Britania Raya (United Kingdom of Great Britain). Selain Inggris dalam Britania Raya tersebut terdapat pula negara lain yaitu : Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, sehingga seringkali nama Inggris disamakan dengan keseluruhan negara tersebut atau disamakan dengan United Kingdom (UK)[4]
          UK adalah negara dengan system demokrasi parlementer. Pemerintahan pada dasarnya dibentuk melalui partai politik yang memanangkan dukungan mayoritas di parlemen, khususnya di House of Commons. Sudah sukup lama partai besar yaitu Partai Buruh (Labour Party) dan Partai Konservatif (Conservative Party) secara bergantian memenagkan pemilihan dan memimpin pemerintah. Perdana menteri biasanya adalah pimpinan partai yang menang dalam pemilihan, dan bertanggung jawab membentuk cabinet. Menteri negara urusan pendidikan dan ilmu pengetahuan sebagai pimpinan politik Departemen Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan adalah menteri cabinet yang bertanggung jawab atas pendidikan di England, dan atas perguruan  tinggi di seluruh Britania Raya (Great Britanian) – England, Wales, Scotland, dan Nothern Ireland).[5]
          Sebagai bagian dari Britania Raya, sistem politik dasar bagi Inggris adalah monarki konstitusional dan sistem parlementer. Inggris tidak memiliki pemerintahan sendiri sejak tahun 1707. Berdasarkan Undang-Undang Kesatuan 1707, Inggris dan Skotlandia bersatu menjadi Kerajaan Britania Raya. Sebelum penyatuan tersebut, Inggris diperintah oleh monarki dan Parlemen Inggris. Saat ini, Inggris diatur langsung oleh Parlemen Britania Raya, meskipun negara-negara Britania lainnya diserahi pemerintahan sendiri (devolusi). Pada House of Commons, yaitu Majelis Rendah dalam Parlemen Britania Raya, terdapat 532 dari total 650 anggota Parlemen (MP) yang mewakili konstituensi Inggris.
          Sebagai konsekuensi atas keanggotaan Britania Raya di Uni Eropa, pemilu untuk menentukan siapa wakil Britania yang akan dikirim sebagai anggota Parlemen Eropa juga diselenggarakan secara regional di Inggris. Dalam pemilihan umum Parlemen Eropa 2009, hasil dari pemilu di region-region di Inggris untuk anggota Parlemen Eropa adalah sebagai berikut: 23 dari Konservatif, 10 dari Partai Kemerdekaan, 10 dari Liberal Demokratik, dua dari Partai Hijau, dan dua dari Partai Nasional Britania.[6]

C.    Struktur dan Jenis Pendidikan
1.      Pendidikan Formal
Bagi anak-anak yang berusia antara 5 dan 16 tahun, pendidikan itu wajib di UK. Pendidikan yang dibiayai pemerintah bagi anak-anak pada usia ini terstruktur dalam dua atau tiga jalur (tier). Sistem dua jalur (two-tier-system) terdiri dari sekolah dasar (Primary school) dan sekolah menengah pilihan atau tanpa pilihan (selective/non selective secondary school) . sekolah dasar adalah sekolah untuk anak-anak yang berusia antara 5-11 tahun, kecuali di Scotland dimana transfer dilakukan pada usia 12 bukan 11 tahun. Adakalanya terbagi lagi dalam kelompok 5-7 tahun (infant school) dan kelompok 7-11 tahun (junior school). Sekolah menengah adalah untuk anak-anak yang berusia antara 11 dan 16 atau 18 tahun. Sistem tiga jalur (three-tier system) terdiri sekolah pertama (first school) adalah bagi anak-anak yang berusia 5-8 atau 9 tahun, sekolah menengah (middle school) bagi anak berusia antara 8-12 atau 9-13 tahun, dan sekolah tingkat atas (upper school) biasanya non selektif, bagi anak-anak berusia antara 12 atau 13-16 atau 18 tahun.
Sistem sekolah dengan dua jalur adalah yang banyak dilaksanakan di UK . sistem tiga jalur dijumpai hanya di England yang menampung kurang 15 %  dari seluruh murid . sampai tahun 1965 kebanyakan anak-anak di England dan Wales di tes pada usia 11 tahun untuk mengetahui kecocokanya memasuki sekolah yang berorientasi akademik yaitu sekolah menengah yang dikenal dengan “grammar school”. Kurang lebih 25 % anak-anak pada usia ini memasuki “grammar school”. Anak-anak yang lain memasuki sekolah yang dikenal dengan nama sekolah menengah modern(secondary-modern school) yang kurikulumnya kurang berorientasi pada akademik. Tentu saja bagi mereka yang menamatkan pendidikanya disekolah ini lebih kecil peluang untuk bisa mengikuti ujian negara pada usia 16 tahun dan juga mereka kurang memperoleh fasilitas apabila berkeinginan melanjutkan pendidikan setelah usia 16 tahun. Semenjak tahun 1965, didorong terutama oleh pemerintah partai buruh, hampir semua “I.e.a.s” lebih mengakui dan menyukai sistem sekolah menengah yang dapat menampung berbagai kemampuan, dan ini dikenal dengan sebagai sekolah komprehensif (Comprehensive school). Sebagaian besar anak-anak berusia 11-16 tahun saat ini mendapat pendidikan di sekolah jenis ini.
Anak-anak yang melampui usia wajib belajar (16 tahun) dapat juga meneruskan pendidikanya di sekolah sendiri dalam program yang dinamakan “sixth from” dengan tambahan waktu dua tahun lagi atau mereka juga boleh pindah ke lembaga lain seperti “Sixth-from collage” yang menampung secara penuh anak-amak usia 16 -18 tahun, ke “Tertiary Collage”. “Collage of Further Education” atau ke “Technical Collage” tiga yang terakhir ini pada dasarnya adalah sama , melayani mahasiswa yang purna waktu ( Full Time) dan paruh waktu (part-time).
Pendidikan bagi anak-anak yang telah tamat dari pendidikan dasar menengah dapat dikelompokkan dalam dua kategori, pertama “nonadvanced further education” (NAFE)  untuk yang tidak akan meneruskan kependidikan tinggi , tetapi dipersiapkan mengambil General Certificate of Education (GCE) tingkat advanced (A) dan kategori. kedua, pendidikan tinggi yang otonom yang diselenggrakan dengan dana pemerintah, dan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh “I.e.a.s” yang sebagian dikenal dengan politeknik (Di Scotland, ada 14 perguruan tinggi yang langsung dibiayai oleh Pemerintah Pusat). Banyak “I.e.a.s yang menyelenggrakan kedua jenis pendidikan ini. Universitas dan Politeknik adalah pusat pendidikan untuk memperoleh titel dan penelitian, politeknik kuat dalam pendidikan “part time” dan melayani terutama mahasiswa berusia 21 tahun ke atas. Titel pertama yang diberikan oleh sistem pendidikan di UK menuntut tiga tahun kuliah bahkan sebagian program menuntut 4 tahun atau lebih.
2.      Pendidikan Nonformal
Berbagai program untuk orang dewasa dan Cuntinuing Education disenggarakan oleh “I.e.a.s, jurusan-jurusan ekstra universitas, dan badan-badan tertentu seperti Asosiasi Pendidikan para pegawai. Pada umumnya kuliah-kuliah diselenggarakan “part-time” (siang atau malam), tetapi ada sebagaian yang mengharuskan tinggal dikampus dalam waktu pendek, dan sebagian kecil sekali ada yang harus tinggal di kampus dalam jangka waktu panjang pada perguruan tinggi negeri. Mata kuliah yang ditawarkan bervariasi besar sekali, mulai dari pendidikan paling dasar seperti tulis baca sampai pada mata kuliah untuk mengambil ujian program akademik atau mata-mata kuliah vokasional. Biaya pendidikan umumnya ditanggung oleh mahasiswa.
Universitas Terbuka (Open University, OU) tergolong pendidikan non formal yang mampu menawarkan berbagai program akademik dengan berbagai gelar. Perkuliahan sebagian besar dilakukan di rumah melalui korespondensi, televisi dan radio. Tidak diperlukan kualifikasi akdemik formal untuk mendaftar di Universitasb Terbuka ini, dan gelar di berikan atas dasar jumlah kredit yang diperoleh dengan sukses pada setiap fase perkuliahan.
Pelayanan terhadap generasi muda diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan pendidikan sosial secara informal pada waktu-waktu senggang sambil membina pengembangan bakat mereka. pelayanan ini diseenggarakan oelh beberapa klanb bejerja sama dengan pejabat-pejabat setempat termasuk “I.e.a.s” dan macam-macam organisasi sukarela, tetapi itu bukanlah gerakan sukarela kaum muda secara nasional.[7]

D.    Kurikulum dan Metodologi Pengajaran di Inggris
Tidak ada kurikulum yang ditentukan secara nasional akan tetapi badan-badan yang mengurus ujian serta yang mengawasi General Sertificate of Education menghendaki kesamaan kurikulum pada tingkat sekolah menengah setiap daerah. Dalam prakteknya tanggung jawab atas kurikulum-kurikulum sekolah negeri terletak pada guru-guru sendiri walaupun “I.e.a.s” juga bertanggung jawab secara umum.
Inspektur Pendidikan (Her Majesty’s Inspectors of School, HMIS) bertanggung jawab kepada pendidikan atas pengawasanya terhadap sekolah negeri dan swasta, memeriksa dan melaporkanya, serta memberikan saran dan memberikan saran dan nasihat kepada sekolah dan “I.e.a.s” juga mempunyai Inspektur, penasihat dan perencana-perencana sendiri untuk membantu sekolah yang berada dibawah wewenangnya dan “I.e.a.s” juga membentuk pusat pertemuan guru-guru sebagai tempat bagi mereka untuk bekerja menyusun dan mengembangkan kurikulum serta kegiatan inservice training.[8]
            Dari segi kurikulum, sekolah-sekolah di Inggris menggunakan kurikulum nasional (National Cuuiculum). Kurikulum nasional ditentukan oleh Dewan Pengembangan Kurikulum Sekolah (School Curriculum Development Council –SCDC) khususnya untuk sekolah pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Semula dewan pengembang kurikulum masih menjadi satu dengan dewan ujian nasioal, yakni dalam satu wadah yang bernama The School Council for Curriculum and Examinations, namun sejak tahun 1982 lembaga tersebut dipecah menjadi dua.
            Dewan pengembang Kurikulum sekolah tidak mudah dan seenaknya saja mengganti kurikulum pendidikan. Pendidikan kurikulum akan selalu melibatkan banyak pakar yang sungguh berkompeten dibidangnya. Mereka menjunjung tinggi warisan tradisi keilmuwan mereka yang sangat kuat berakar. Materi pokok yang mereka anggap bagus sejak 100  tahun lalu akan dipertahankan sampai kapanpun. Sementara bidang-bidang baru yang akan diajukan untuk dimasukkan ke dalam kurikulum nasional harus melewati prosedur yang panjang.
            Prosedur tersebut dimulai dari usulan kepala sekolah disuatu wilayah yang didukung oleh beberapa sekolah lainya., lalu bersama-sama mereka mengajukan ke The Office for Standars in Education, Children’s Service and skill (OFSTEAD). Kantor ini bersifat semi otonom, karena tidak dibawahi oleh pemerintah melainkan berdiri mandiri dibawah penujukkan Queen Elizabeth.  Selanjutnya OFSTEAD akan mengajak School Curriculum Development Council (SDDC) untuk mengembangkan kurikulum. Hasilkan kemudian diusulkan oleh OFSTEAD kepada menteri pendidikan. Setelah menteri pendidikan menerima hal yang sama akan terjadi kembali, Menteri akan menyampaikan rencana perubahan kurikulum nasional ke jenjang struktural di bawahnya hingga sampai ke kepala sekolah. Prosedur memakaan wakty sekitar satu tahun. Prosedur ini ternyata sangat birokratis namun sekaligus memperhatikan tertib organisasi yang mereka jalankan. Dengan demikian prosedur yang mereka jalankan meperlihatkan adanya pola bottom up dalam pembaharuan kurikulum di Inggris. Pembaharuan kurikulum pendidikan itu diusulkan dari kar rumput yaitu para ujung tomak penyelenggara pendidikan.
            Kurikulum nasional yang disusun oleh OFSTEAD bersama dengan SCDC berisi 12 pelajaran. Pelajaran inti  (the core subjects) adalah English, mathematics, dan Science yang wajib dipelajari oleh siswa umur 5 sampai 15 tahun. Mata pelajaran lain yang wajib dipilih satu atau lebih untuk dipelajari para siswa adalah : Art & design, Citizenship, design & Technology, Geography, History, Information & communication Technology, modern Foreign Languages, Music, dan terakhir dalah Physical Education. Seringkali sekolah menambah pelajaran selain yang berada diatas. Adapun pelajaran yang diajarkan di sekolah tetapi tidak diatur dalam undang-undang negara adalah pelajaran: Religious Education, Career Education, dan sex Education.
          Pada jenjang pendidikan tinggi terdapa program pasca sarjana yang dapat diikuti oleh lulusan ujian A-Levels atau lulus dari Sixth From Collages. Seseorang yang telah lulus tadi akan dengan mudah bisa masuk perguruan tinggi dan menjadi mahasiwa selama tiga atau empat tahun. Mereka yang masuk PT telah berumur 18 tahun, sedangkan untuk calon mahasiswa internasional harus dapat fasih berbahasa inggris dengan skor nilai minimal TOEFL 550 dan IELTS 6.0.
            Tahun ajaran PT di Inggris dibagi dalam dua atau tiga term. Mahasiswa mengambil jurusan yang sesuai dengan minat yang ingin dipelajari dan dikembangkanya. Gelar sarjana akan diberikan jika mereka telah menyelesaikanya. Program pasca sarjana dapat diikuti oleh mereka yang telah lulus sarjana. Umumnya berusia diatas 21 tahun. Program pasca sarjana ditempuh dalam waktu 2 tahun . mahasiswa harus menyelesaikan tugas mata kuliah, menulis tesis, dan mengikuti ujian akhir. Mahasiswa pasca sarjana dapat meneruskan program doktor atau phD. Gelar master atau MBA dianugerahkan setelah usai menempuh seluruh mata kuliah, tesis, dan ujian akhir. Gelar pasca sarjana tradisional biasanya di bidang “Arts” dengan sebutan (MA), sedangkan dibidang “Science” dengan sebutan (MSc).[9]

E.     Penelitian Pendidikan di Inggris
Penelitian dalam bidang pendidikan di UK dimulai semenjak seabad yang lalu ketika beberapa universitas membentuk Ketua Jurusan Pendidikan. Pra pejabat ini merasa perlu dan memberikan perhatian besar terhadap pengkajian yang sistematis tentang pendidikan dengan pendekatan yang ilmiah atas pengkajian itu. Pada tahap awal perhatian difokuskan pada psikologi, sejarah, dan studi perbandingan. Antara tahun 1900 dan 1945, usaha yang diarahkan pada penelitian pendidikan di UK masih sangat kecil. Namun demikian penelitian dalam bidang tes mental dan perkembangan anak memberikan pengaruh penting terhadap praktek-praktek pendidikan.
Penelitian pendidikan berdampak pula terhadap sistem pendidikan umumnya pada masa pembangunan pascaperang sesudah tahun 1945. Yayasan penelitian Pendidikan Nasional (National Foundation for Educational Research, NFER)  didirikan tahun 1947 dengan bantuan dana dari “I.e.a.s”
Penelitian dalam perkembanganya mengambil banyak disiplin ilmu seperti dari ilmu jiwa, falsafat, sejarah dan sosiologi. Thouless dan Wiseman dalam sebuah review tentang penelitian pendidikan ini mengungkapkan bahwa sampai tahun 1968 saja lebih dari 20 bidang studi yang sudah diteliti dan ‘The Register of Educational Researchin the United Kingdom memuat 2000 proyek penelitian yang telah dilaksanakan dalam 240 lembaga.
Satu-satunya sumber dana penelitian pendidikan yang terbesar adalah Departemen Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan (Departement of Education and Science) yang memberikan prioritas pada penelitian yang berkaitan dengan kebijakan (policy-related). Proyek-proyek penelitian yang didukung dalam tahun 1982 mencakup delapan bidang utama :pra sekolah, performansi murid, anak-anak dengan kebutuhan khusus (termasuk Learning difficulties the handicapered dan minoritas etnis) transisi dari sekolah ke pekerjaan, kurikulum, pendidikan guru, manajemen pendidikan, dan pendidikan tinggi.[10]





























BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
          Simpulan  adalah  hasil dari proses penyimpulan makalah  guna menjawab poin-poin  yang telah dirumuskan sebelumnya dalam rumusan masalah. Setelah dipaparkan mengenai keseluruhan isi makalah, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut.
1.      Inggris merupakan negara bagian dari UK yang menganut sistem parlementer.
2.      Wilayah Inggris adalah 2/3 dari UK. Inggris juga memiliki sumber pendapatan negara dari hasil menjual berbagai produk alam diantaranya minyak bumi.
3.      Filsafat yang berkembang adalah Empirism, Liberalism, dan sebagainya. Sekolah dan pendidikan tinggi memiliki orientasi yang berbeda.
4.      Pendidikan agama di Inggris adalah wajib. Meski mayoritas menggunakan kurikulum kristen.
5.      Pendidikan formal terbagi menjadi 2 yaitu sistem dua jalur dan sistem tiga jalur.
6.      Kurikulum nasional ditentukan oleh Dewan Pengembangan Kurikulum Sekolah (School Curriculum Development Council – SCDC) khususnya untuk sekolah pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
7.      Untuk menjadi tenaga pendidik di Inggris diperlukan kualifikasi tertentu.  Inggris menyiasati kekurangan guru dengan mengangkat guru senior sebagai spesialis.
8.      Pendanaan pendidikan di Inggris diatur oleh Departemen Pendidikan dan LEA dengan prosentase tertentu.














DAFTAR PUSTAKA

Rohman Arif, 2010, Pendidikan Komparatif, Yogyakarta : Laksbang Mediatama.

Soelaiman Fauzi, 2014,  Sistem Pendidikan di Inggris, London : Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London.

Syah, Agustiar Nur, 2001, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, Bandung: Lubuk Agung.

Zaenab, Siti dan Abd Muis, 2011, Sistem Pendidikan Inggris, kelas B Ilmu Pemdidikan , vol 1 no 1,

http://id.wikipedia.org/wiki/Inggris. diakses pada tanggal 10 Maret 2018.





[1] Fauzi Soelaiman, Sistem Pendidikan di Inggris, London : Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London, 2014, Hlm. 7
[2] Arif Rohman, Pendidikan Komparatif, (Yogyakarta : Laksbang Mediatama, 2010), hlm. 165
[3] Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung: Lubuk Agung. 2001), hlm. 110
[4] Arif Rohman, Pendidikan Komparatif : Menuju Ke Arah Metode Perbandingan Pendidikan Antar Negara, (Yogyakarta: Laksbang Grafika, 2010), hlm. 161. 
[5] Agustiar Syah Nur, Loc.Cit.,
[6] http://id.wikipedia.org/wiki/Inggris. diakses pada tanggal 10 Maret 2018.
[7] Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung: Lubuk Agung, 2001), hlm 110-113
[8] Siti Zaenab dan Abd Muis, Sistem Pendidikan Inggris, kelas B Ilmu Pemdidikan , vol 1 no 1, 2011
[9] Arif Rohman, Pendidikan Komparatif Menuju ke Arah Metode Perbandingan Pendidikan Antar Negara,( Yogyakarta: Laksbang Grafika), hlm 172-174
[10]Agustiar Syah Nur, Ibid, , hlm 117-118

Bimbingan dan Konseling ADMINITRASI DAN ORGAANISASI BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH

ADMINITRASI DAN ORGAANISASI
BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
A.    Adninitrasi Bimbingan Konseling
1.      Makna Adminitrasi Bimbingan Konseling di Sekolah
Program bimbingan konseling merupakan upaya bantuan kepada siswa secara menyeluruh, terpadu tan berkesinambungan. Upaya sistematik secara itumemerlukan adanya dukungan pengelolaan yang seksama sejak dari perencanaan, pengorganisasian, pemberian semangat, pengendalian, sampai kepadapenilaian adminitrasi yang mewadahi.
Dalam adminitrasi bimbingan konnseling tidak terlepas dari kata “adminitrasi” yang biasa diartikan pekerjaan kantor, akan tetapi adminitrasi memiliki arti yang luas dan komplek dari pada pengertian tersebut. Adminitrasi merupakan suatu sistem  yang mencakup upaya dan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu yang menggunakan sumber manusia dan materi yang relevan.
Dan adminitrasi sebagai suatu sistem mengandung makna sebagai berikut:
a.       Adminitrasi merupakan suatu keseluruhan yang mempunyai bagian-bagian terpadu satu sama lain.
b.      Proses kegiatan yang terjadi dalam adminitrasi itu merupakan proses yang berkesinambungan.
c.       Segala kesalahan dalam suatu sisitem akan berpengaruh pada proses adminitrasi.
d.      Mutu hasil kegiatan adminitrasi akan tergantung kepada makna mentah, masukan alat, masukan lingkungan, dan proses yang membangun keseluruhan sistem adminitrasi itu.
e.       Unsur umpan balik dari setiap proses dan hasil kegiatan adminitrasi selalu bermanfaat bagi perbaikan seluruh sistem adminitrasi itu.
Secara Oprasional bimbingan dapat diartikan sebagai upaya bantuan kepada individu melalui  pengumpulan data tentang individu yang bersangkutan dan lingkungannya.
Dengan ini adminitrasi bimbingan konseling dapat diartikan segala upaya dan kegiatan secara sistematik dalam membantu individu dengan menggunakan segala sumber manusia dan materi yang relevan agar individu yang dibantu dapat berkembang secara optimal.
2.      Prinsip-Prinsip Adminitrasi Bimbingan Konseling di sekolah.
Dalam melakukan adminitrasi bimbingan konseling ada beberapa pereinsip yang harus diperhatikan ( Sugio & Sugiarto, 1994; 18-19).
a.       Pembuatan keputusan
Hal ini sangat penting menyangkut penyelenggaraan bimbingan akan berjalan baikapabila didasarkan keputusan yang bijaksana dan mantap.
b.      Perencanaan
Apabila keputusan dasr telah diambil, maka seluruh kegiatan perlu dirancang secara terpadu.
c.       Penataan
Apabila layanan bimbingan telah direncanakan dengan memadai, maka untuk melaksanakan rencana tersebut perlu penataan yang seksama. Penataan biasanya seperti ; sarana, dana, maupun tenaga.
d.      Komunikasi
Dalam komunikasi haruslah terbuka, terarah, berkesinambungan dan lengkap serta memanfaatkan saluran-saluran yang formal maupun informal.
e.       Koordinasi
Dengan adanya koordinasi yang sistematik akan mengakibatkan hasil yang sesuai serta melibatkan beberapa pihak di dalamnya.
f.       Pengawasan
Dengan adanya pengawasan yang mamadai maka hal-hal yang tidak diinginkan juga tidak akan terjadi.
B.     Organisasi Bimbingan Konseling di Sekolah
1.      Pengertian Organisasi
Adalah salah satu wadah atau tempat adminitrasi dalam bergerak, dalam prosesnya Organisasi menyangkut dua aspek :
a.       Pembagian kejasama dan penetapan beban kerja pada stiap individu dalam membentuk unit-unit kerja.
b.      Menetukan jenis komunikasi, pengaruh dan wewenang diantra individu atau kelompok individu.
2.      Prinsip-prinsip Organisasi Bimbingan Konseling di sekolah.
a.       prinsip Organisasi secara Umum
prinsip organisasi merupakan tujuan yang dapat mempengaruhi efektif tidaknya suatu organisasi. Dengan berpedoman pada prinsip yang telah ada dapat dicegah terjadinya kesalahan-kesalahan yang timbul. P[rinsip organisasi yang harus diketahui dalam gerakan organisasi (LG.Wursanto, 1983) dalam sugio & sugiarto, 1987.
1.      Prisip kesatuan perintah ( 1 Orang atasan).
2.      Prinsip rentang pengawas ( sejah mana seorang atasan mengawasi bawahanya)
3.      Prinsip pembgian tugas ( pembagian tugas ini dapat dilakukan dengan pembagian  tugas lini dan staf.
4.      Prinsip pelimpahan wewenang (suatu pembagian tugas dari atasan kepada bawahan dengan disertai kesepakatan anatar keduanya).
5.      Prinsip lkesatuan arah , didalam ii terdapat KISS (kordinasi, integrasi, singkronisasi atau penyelarasan, simplifikasi atau penyederhanaan).
b.      Prinsip khusus Organisasi Bimbingan Konseling di sekolah
Untuk mewujudkan suatu organisasi yang baik perlu perhatikan beberapa prinsip oprasional (pedoman Bimbingan dan Penyuluhan Buku III C, 1975), sebagai berikut:
1.      Merumuskan tujuan yaitu umum dan khusus
2.      Susunan rencana yang mudah/ sederhana
3.      Sesuaikan antara rencara dengan sarana
4.      Organisasi harus disesuaikan dengan personil yang ada
5.      Tempatkan personil dengan sesuai kemampuannya
6.      Menciptakan aparatur program yang baik antar sesama sekolahan/ lembaga
7.      Ciptakan suatu sistem pengelola pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan pola atau struktur organisasi yang dianaut oleh sekolah
8.      Ciptakan kegiatan yang harmonis dan erat dengan berbagi pihak
3.      Organisasi Bimbingan  Konseling Sekolah
Program bimbingan dan konseling di sekolah dapat terlaksana secara efektif  dan efisien apabila didukung dan diselenggarakan dalam organisasi yang baik dan teratur. Karena organisasi yang teratur mewujudkan mekanisme kerja yang efektif.
4.      Pola Hubungan Organisasi
Pola biasanya terdiri dari 5 bentuk dalam organisasi yaitu:
a.       Hubungan Garis
Pada pola  garis ini cara kerjanya sama dengan wewenang, yaitu dimana yang memiliki wewenng berhak memberikan perintah kepada yang menerima perintah.
b.      Hubungan Staf
Yaitu hubungananatr unsur yang  menunjukan perangsang untuk membantu unsur lainnya dalam suatu bidang pekerjaan tetapi dalam struktur organisasi diwujudkan dalam bentuk garis ke samping.
c.       Hubungan Konsultatif
Adalah pola hubungan yang menujukan hubungan antar unsur naik yang ada didalam, maupun diluar organisasi, yang digambarkan dengan garis putus-putus samping.
d.      Hubungan Koordinatif
Hubungan antar unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi yang bisa disingkronisasikan dan dikoordinasikan searah dan saling mendukung.
e.       Hubungan Campuran atau bhubungan garis dengan staf
Merupakan bentuk hubungan antara dua unsur atau lebih yang menujukan campuran hubungan garis dengan staf.
5.      Struktur/ p[ola Organisasi Bibingan Konseling di Sekolah
adalah suatu tatanan yang menggambarkan kedudukan tiap pihakdalm kegiatan bimbingan dan sifat hubungan antar satu dengan yang lainnya.















Text Box: Pola struktur organisasi bimbingan dan konseling yang disarankan untuk Tingkat SLTP/SLTA