PERMULAAN
BELAJAR UKURAN BELAJAR DAN TATA TERTIBNYA
Disusun
guna memenuhi tugas
Mata kuliah :
Telaah Kitab
Dosen pengampu :
Muhamad Jaeni, M.Pd, M.Ag
Disusun oleh :
Kelompok 6
1.
Atina Rizqona 2021116087
2.
Mochamad Arzaqul Muhibin 2021116116
3.
Nur Ashriyatiningrum 2021116055
4.
Qotrunnada Salasabilla 2021116041
Kelas : A
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
IAIN PEKALONGAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai
tujuan tertentu.
1. Belajar bertujuan untuk mendapatkan penegetahuan, sikap,
kecakapan dan keterampilan, serta akan menjadikannya berpribadian yang
baik.Jadi yang dimaksud metode belajar adalah cara-cara yang dipakai oleh
pelajaruntuk mencapai tujuan tersebut.
Kesalahan-kesalahan dalam metode belajar sering dilakukan
murid,bukan saja karena ketidaktahuannya, tetapi juga disebabkan oleh
kebiasaan-kebiasaan yang salah.
2. Keberhasilan dalam belajar direalisasikan dengan adanya
perwujudan norma-norma dan nilai positif dalam metode dan pendekatan belajar
tersebut.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Kapan permulaan belajar itu sebaiknya
dilakukan ?
2.
Bagaimana kuantitas sebuah pelajaran
?
3.
Bagaimana kualitas sebuah pelajaran
?
4.
Anjuran apa yang dilakukan setelah
mengikuti pelajaran ?
5.
Bagaimana cara memahami suatu
pelajaran ?
6.
Anjuran apa yang harus dilakukan
sebelum memulai pelajaran ?
7.
Apa
saja bentuk dikusi ilmiah yang dilakukan setelah mengikuti pelajaran ?
8.
Anjuran apa yang dilakukan setelah
melakukan diskusi ilmiah ?
9.
Bagaimana pembiayaan ilmu terhadap
orang yang masih mempunyai tanggungan pekerjaan ?
10. Anjuran
apa yang dilakukan setelah mendapat ilmu ?
11. Apa
saja bentuk pengurbanan untuk mendapatkan ilmu ?
12. Apa
saja perkara yang harus dihindari bagi orang yang telah memperoleh ilmu ?
13. Bagaimana
niat yang harus dimiliki bagi seorang yang menuntut ilmu ?
14. Bagaimana
metode menghafal yang baik dalam pelajaran ?
15. Apa
yang menjadi masa tenggang dalam belajar ?
16. Bagaimana
tips yang belajar dalam pelajaran ?
BAB II
PEMBAHASAN
فى
بداية السبق وقدره وترتيبه
FASAL VI
PERMULAN BELAJAR UKURAN BELAJAR
DAN TATA TERTIBNYA
A.
Hari Mulai Belajar
كَانَ
أُسْتَاذُناَ شَيْخُ اْلإسْلاَمُ بُرْهَانُ الّدِيْنِ رَحِمَهُ الله يُوْقِفُ بِدَايَةَ
السَّبْقِ عَلى يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ، وَكَانَ يَرْوِىْ فىِ ذلِكَ حَدِيْثًا وَيَسْتَدِلُّ
بِه وَيَقُوْلُ: قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىّ الله عليه وسلم: مَا مِنْ شَيْئ بُدِئَ
فئِ يَوْمِ الْأرْبِعَاءِ إِلَّا وَقَدْ تَم
Guru kita
Syaikhul Islam Burhanuddin memulai belajar tepat Pada hari rabu. Dalam hal ini
beliau telah meriwayatkan sebuah hadist sebagai dasarnya, dan ujarnya:
Rasulullah saw bersabda: " tiada lain segala sesuatu yang di mulai pada
hari rabu, kecuali akan menjadi sempurna."
وَهكذا
كاَنَ يَفْعَلَ أَبى. وَكَانَ يَرْوِىْ هَذَا الْحَدِيْثَ عَنْ أُسْتَاذِهِ الشَّيْخِ
الْإِمَامِ الْأَجَلِّ قِوَامِ الدِّيْنِ أَحْمَدَ بْنِ عَبْدِ الرَّشِيْدِ رَحِمَهُ
اللهُ
Dan seperti ini
pula yang dikerjakan Abu Hanifah. Mengenai hadist di atas, beliau juga
diriwayatkan dari guru beliau Syaikhul Imam Qawamuddin Ahmad bin Abdur Rasyid.
وَسَمِعْتُ
مِمَّنْ أَثِقُ بِهِ، أَنَّ الشَّيْخَ يُوْسُفَ اْلهَمَدَانِيَّ رَحِمَهُ الله، كَانَ
يُوْقِفُ كُلَّ عَمَلٍ مِّنْ أَعْمَلِ اْلخَيْرِ عَلَى يَوْمِ اْلأَرْبِعَاءِ
Saya mendengar dari orang kepercayaanku,
bahwa Syekh Abu Yusuf Al-Hamdani juga menepatkan semua perbuatan bagus pada
hari rabu.
وَهَذَا
لِأَنَّ يَوْمَ اْلأَرْبِعَاءِ يَوْمٌ خُلِقَ فِيْهِ النُّوْرُ، وِهُوَ يَوْمٌ نَحِسٌ
فِى حَقِّ اْلكُفَّارِ فَيَكُوْنُ مُبَارَكًا
لِلْمُؤْمِنِيْنَ .
Demikianlah, karena pada hari rabu itu
Allah menciptakan cahaya, dan hari itu pyla merupakan hari sial bagi orang
kafir yang berarti bagi orang mukmin hari yang berkah.
B.
Kuantitas Pelajaran
وَأَمَّا
قَدْرُ السَّبْقِ فِى اْلِإبْتِدَاءِ: كَانَ أَبُوْ حَنِيفَةَ رَحِمَهُ الله يَحْكِى
عَنِ الشَّيْخِ اْلقَاضِى اْلإِمَامِ عُمَرَ بْنِ أَبِى بَكْرٍ الزَّرَنْجِيِّ أَنَّهُ
قَالَ: قَالَ مَشَايِخُنَا رَحِمَهُمُ الله: يَنْبَغِى أَنْ يَكُوْنَ قَدْرُ السَّبْقِ
لِلْمُبْتَدِئِ قَدْرَ مَا يُمْكِنُ ضَبْطُهُ بِاْلإِعَادَةِ مَرَّتَيْنِ ، وَيَزِيْدُ
كُلَّ يَوْمٍ كَلِمَةً حَتَّى أَنَّهُ وَإِنْ طَالَ وَكَثُرَ يُمْكِنُ ضَبْطُهُ بِاْلإِعَادَةِ
مَرَّتَيْنِ، وَيَزِيْدُ بِاْلرِّفْقِ وَالتَّدْرِيْجِ.
Mengenai ukuran seberapa panjang panjang yang baru dikaji, menurut
keterangan Abu Hanifah adalah bahwa Syaikh Qadli Imam Umar bin Abu Bakar
Az-Zanji berkata: guru-guru kami berkata: "sebaiknya bagi oarang yang
mulai belajar, mengambil pelajaran baru sepanjang yang kira-kira mampu
dihapalkan dengan faham, setelah diajarkannya dua kali berulang. Kemudian untuk
setiap hari, ditambah sedikit demi sedikit sehingga setelah banyak dan panjang
pun masih bisa menghapal dengan paham pula setelah diulanga dua kali.
Demikianlah lambat laun setapak demi setapak.
وَقَدْ
قِيْلَ: "السَّبَقُ حَرْفٌ، وِالتِّكْرَارُ ألْفٌ"
Ada dikatakan:
"pelajaran baru satu huruf, pengulangannya seribu kali."
C.
Kualitas Pelajaran
وَيَنْبَغِى أَنْ يَبْتَدَئَ بِشَيْئٍ يَكُوْنُ
أَقْرَبَ إِلَى فَهْمِهِ، وَكَانَ الشَّيْخُ اْلإِمَامُ اْلأُسْتَاذُ شَرَفُ الدِّيْنِ
اْلعُقَيْلِىُّ رَحْمَهُ الله يَقُوْلُ: اَلصَّوَابَ عِنْدِى فِى هَذَا مَا فَعَلَهُ
مَشَايِخُنَا رَحِمَهُمُ الله، فَإِنَّهُمْ كَانُوْا يَخْتَارُوْنَ لِلْمُبْتَدِئِ
صِغَارَاتِ اْلَمَبْسُوْطَةِ لِأَنَّهُ أَقْرَبُ إِلَى اْلفَهْمِ وَاْلضَّبْطِ، وَأَبْعَدُ
مِنَ اْلَمَلَالَةِ، وَأَكْثَرُ وُقُوْعًا بَيْنَ النَّاسِ.
Sebaiknya
dimulai dengan pelajaran-pelajaran yang dengan mudah telah bisa di fahami.
Syaikhul Islam Ustadz Syarifuddin Al-Uqaili berkata; "Menurut saya, yang
benar dalam masalah ini adalah seperti yang telah dikemukakan oleh para guru
kita. Yaitu untuk murid yang baru, mereka pilihkan kitab-kitab yang
ringkas/kecil. Sebab dengan begitu akan lebih mudah di fahami dan di hapal,
serta tidak membosankan lagi pula banyak terperaktekan.
D.
Membuat Catatan
وَيَنْبَغِى
أَنْ يُعَلِّقَ السَّبْقَ بَعْدَ الضَّبْطِ وَاْلإِعَادَةِ كَثِيْرًا، فَإِنَّهُ نَافِعٌ
جِدًا.
Sebaiknya sang
murid membuat catatan sendiri mengenai pelajaran-pelajaran yang sudah di fahami
hafalannya, untuk kemudian sering diulang-ulang kembali. Karena dengan cara
begitu, akan bermanfaat sekali.
وَلَا
يَكْتُبَ الْمُتَعَلِّمُ شَيْئًا لَا يَفْهَمُهُ، فَإِنَّهُ يُوْرِثُ كَلَالَةَ
الطَّبْعِ وَيُذْهِبُ اْلفِطْنَةَ وَيُضَيِّعُ أَوْقَاتَهُ.
Jangan sampai
menulis apa saja yang ia sendiri tidak tahu maksudnya, karena hal ini akan
menumpulkan otak dan waktupun hilang dengan sia-sia belaka.
E.
Usaha Memahami Pelajaran
وَيَنْبَغِى أَنْ يَجْتَهِدَ
فِى اْلفَهْمِ عَنِ اْلأُسْتَاذِ اَوْبِالتَّأَمُلِ وَتَفَكُرِ وَكَثْرَةِ التِكْرَارِ،
فَإِنَّهُ إِذَا قَلَّ السَّبْقُ وَكَثُرَةِ التِّكْرَارُ وَالتَّأَمُلُ يُدْرِكُ
وَيَفْهَمُ. قِيْلَ: حِفْظُ حَرْفَيْنِ، خَيْرٌ مِنْ سِمَاعِ وِقْرَيْنِ، وَفَهْمُ
حَرْفَيْنِ خَيْرٌ مِنْ حِفْظِ سَطْرَيْنِ. وَإِذَا تَهَاوَنَ فِى اْلفَهْمِ وَلَمْ
يَجْتَهِدْ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ يَعْتَادُ ذَلِكَ فَلَا يَفْهَمُ اْلكَلَامَ
اليَسِيْرَ
Pelajar
hendaknya mencurahkan kemampuannya dalam memahami pelajaran dari sang guru,
atau boleh juga dengan cara diangan-angan sendiri, di fikir-fikir dan sering
diulang-ulang sendiri. Karena bila pelajaran yang baru itu hanya sedikit dan
sering diulang-ulang sendiri, akhirnyapun dapat dimengerti. Orang berkata :
"Hafal dua huruf lebih bagus daripada mendengarkan saja dua batas
pelajaran. Dan memahami dua huruf lebih baik daripada menghapal dua batas
pelajaran. Apabila seseorang telah pernah satu atau dua kali mengabaikan dan
tidak mau berusaha, maka menjadi terbisakan, dan menjadi tidak bisa memahami
kalimat yang tidak panjang sekalipun.
F.
Berdo'a
فَيَنْبَغِى أَنْ لَا
يَتَهَاوَنَ فِى اْلفَهْمِ بَلْ يَجْتَهِدَ وَيَدْعُوْ اللهَ وَيَتَضَرَّعَ إِلَيْهِ
فَإِنَّهُ يَجِيْبُ مَنْ دَعَاهُ، وَلَا يُخَيِّبُ مَنْ رَجَاهُ. وَأَنْشَدَنَا
الشَّيْخُ اْلأَجَلُّ قِوَامُ الدِّيْنِ حَمَّادُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ إِسْمَاعِيْلَ
الصَّفَّارُ اْلأَنْصَارِيُّ إِمْلَاءً لِلْقَاضِى اْلخَلِيْلِ بْنِ أَحْمَدَ الشَّجَرِيِّ
فِى ذَلِكَ شِعْرًا:
أخدم العلم
خدمـــــــة المستفيد وأدم درسه بفعل
حـــــــميد
وإذا مـــــــا حفظت
شيئا أعده ثم أكده غاية
التأكــــــــــــيد
كى لا يزول ثم علقه
كى تعود إليه وإلى درسه على التأبيد
فإذا ما أمنت
مــــــــــــنه فواتا فانتدب بعده لشيئ
جــــــديد
مع تكرار ما تقدم
مــــــــــــنه واقتناء لشأن هـــــذا
المـزيد
ذاكــــــــر الناس
بالعلوم لتحيا لا تكن من أولى النهى
ببعيد
إذا كتمت العلوم
أنسيت حــتى لا ترى غير جـــــاهل وبليد
ثم ألجمت فـــــــى
القيامة نارا وتلهبت بالعـــــــذاب الشديد
Hendaknya pula, dengan sungguh-sungguh memanjatkan do'a kepada
Allah dan meratap serta meronta. Allah pasti mengabulkan do'a yang di mohonkan,
dan tidak mengabaikan orang yang mengharapkan.
Sya'ir Imlak Al-Qadli Al-Khalil Asy-Syajarzi dibawakan kepada kami
oleh guru kami syaikh Qawamuddin Hammad bin Ibrahim bin ismail As-Shaffar,
sebagai berikut :
Abdilah ilmu, bagaikan anda seorang abdi
Pelajari selalu, dengan berbuat sopan terpuji
yang telah kau hafal, ulangi lagi berkali-kali
lalu tambatkan dengan temali kuat sekali
Lalu catatlah,
agar kau bisa mengulangi lagi
Dan selamanya,
ku bisa mempelajari
Jikalau engkau,
telah percaya tak kan lupa
Ilmu yang baru,
sesudah itu masuki segera
Mengulang-ulang,
ilmu yang dulu, jangan terlalai
Dan
bersungguhan, agar yang ini, kan menambahi
Percakapilah
mereka, agar ilmumu hidup selalu
Jangan menjauh,
dari siap berakal maju
Bila ilmu, kau
sembunyikan jadi membeku
Kau kan kenal,
jadi si bodoh yang tolol dungu
Api neraka kan
membelenggumu nanti kiamat
Siksa yang
pedihpun menimpamu menjilat-jilat
G.
Diskusi Ilmiah
وَلَا بُدَّ لِطَّالِبِ
اْلعِلْمِ مِنَ الْمُذَاكَرَةِ، وَالْمَنَاظَرَةِ، وَالْمُطارَحَةِ. فَيَنْبَغِى أَنْ
يَكُوْنَ كُلٌّ مِّنْهَا بِاْلإِنْصَافِ وَالتَّأَتِى وَالتَّأَمُّلِ، وَيَتَحَرَّزَ
عَنِ الشَّغَبِ . فَإِنَّ الْمُنَاظَرَةَ وَالْمُذَاكَرَةَ مُشَاوَرَةٌ، وَاْلُمُشَاوَرَةُ
إِنَّمَا تَكُوْنُ لاِسْتِخْرَاجِ الصَّوَابِ وَذَلِكَ إِنَّمَا يَحْصُلُ بِالتَّأَمُلِ
وَالتَّأَنِّى وَاْلإِنْصَافِ، وَلَا يَحْصُلُ بِاْلغَضَبِ وَالشَّغَبِ.
Seorang pelajar seharusnya melakukan Mudzakarah (forum saling
mengingatkan), munadharah (forum saling mengadu pandangan) dan mutharahah
(diskusi). Hal ini dilakukan atas dasar keinsyafan, kalem dan penghayatan serta
menyingkiri hal-hal yang berakibat negatif. Munadharah dan mudzakarah adalah
cara dalam melakukan musyawarah, sedang permusyawaratan itu sendiri dimaksudkan
guna mencari kebenaran. Karena itu, harus dilakukan dengan penghayatan, kalem
dan penuh keinsyafan. Dan tidak akan berhasil, bila dilaksanakan dengan cara kekerasan
dan berlatar belakang yang tidak baik.
فَإِنْ كَانَتْ نِيَتُهُ
مِنَ الْمُبَاحَثَةِ إِلْزَامَ الْخَصْمِ وَقَهْرَهُ، فَلَا تَحِلُّ، وَإِنَّمَا يَحِلُّ
ذَلِكَ لإِظْهَارِ اْلحَقِّ. وَالتَّمْوِيْهُ وَاْلحِيْلَةُ لَا يَجُوْزُ فِيْهَا،
إِلَّا إِذَا كَانَ الْخَصْمُ مُتَعَنِّتًا، لَا طَالِبًا لِلْحَقِّ. وَكَانَ مُحَمَّدُ
بْنُ يَحْيَى إِذَا تَوَجَهَ عَلَيْهِ اْلإِشْكَالُ وَلَمْ يَحْضُرْهُ اْلجَوَابُ
يَقُوْلُ: مَا أَلزَّمْتَهُ لَازِمٌ، وَأَنَّا فِيْهْ نَاظِرٌ، وَفَوْقَ كُلِّ ذِىْ
عِلْمٍ عَلِيْمٌ.
Apabila di dalam
pembahasan itu dimaksudkan untuk sekedar mengobarkan perang lidah, maka tidak
diperbolehkan menurut agama. Yang diperbolehkan adalah dalam rangka mencari
kebenaran. Bicara berbelit-belit dan membuat alasan itu tidak diperkenankan,
selama musuh bicaranya tidak sekedar mencari kemenangan dan masih dalam mencari
kebenaran. Bila kepada Muhammad bin Yahya diajukan suatu kemuskilan yang beliau
sendiri belum menemukan pemecahannya, maka ia katakan : "pertanyaan anda
saya catat dahulu untuk kucari pemecahannya. Diatas orang berilmu, masih ada
yang lebih banyak ilmunya."
وفائدة المطارحة
والمناظرة أقوى من فائدة مجرد التكرار لأن فيه تكرارا وزيادة. وقيل: مطارحة ساعة،
خير من تكرار شهر. لكن إذا كان منصف سليم الطبيعة. وإياك والمذاكرة مع متعنت غير مستقيم
الطبع، فإن الطبيعة متسرية، والأخلاق متعدية، والمجاورة مؤثرة.
Faedah
mutharahah dan mudzakarah itu jelas lebih besar daripada sekedar mengulang
pelajaran sendirian, sebab disamping berarti mengulang pelajaran, juga menambah
pengetahuan yang baru. Ada dikatakan : "Sesaat mutharahah dilakukan, lebih
bagus mengulang pelajaran sebulan. "Sudah tentu harus dilakukan dengan
orang yang insaf dan bertabiat jujur. Awas jangan mudzakarah dengan orang yang
sekedar mencari menang dalam pembicaraan semata, lagi pula bertabiat tidak
jujur. Sebab tabiat itu suka merampas, akhlak mudah menjalar sedang perkumpulan
pengaruhnya besar.
وفى الشعر الذى ذكره الخليل بن أحمد فوائد كثيرة، قيل:
العلم من شرطه لمن خـــــدمه
أن يجعل الناس كلهم خـــدمه
Syi'ir yang dibawakan oleh Khalil bin ahmad
di atas, telah banyak membawa petunjuk. Ada dikatakan :
Persyaratan
ilmu bagi pengabdinya
Menjadikan
seluruh manusia, agar mengabdi kepadanya
H. Pendalaman Ilmu
وينبغى
لطالب العلم أن يكون متأملا فى جميع الأوقات فى دقائق العلوم ويعتاد ذلك، فإنما
يدرك الدقائق بالتأمل، فلهذا قيل: تأمل تدرك.
Pelajar hendaknya membiasakan diri sepanjang waktu untuk
mengangan-angan dan memikirkan. Karena itu, orang berkata :
"angan-anganlah, pasti akan kau temukan."
ولا بد من التأمل قبل
الكلام حتى يكون صوابا، فإن الكلام كالسهم، فلا بد من تقويمه قبل الكلام حتى يكون
مصيبا. وقال فى أصول الفقه: هذا أصل كبير وهوأن يكون كلام الفقيه المناظر بالتأمل
قيل: رأس العقل أن
يكون الكلام بالتثبت والتأمل
قال قائل شعرا: أوصيك فى نظم الكلام بخمسة إن كنت للموصى الشفيق مطيعا
لا
تغفلن سبب الكـــــلام ووقته والكيف
والكــــم والمكان جميعا
Tidak bisa tidak, agar omongan tepat itu harus terlebih dahulu di
angan-angan sebelum berbicara. Ucapan adalah laksana anak panah, dimana tepat
pada sasaran bila dibidikan terlebih dahulu dengan mengangan-angan. Dalam Ushul
Fiqh ada dikatakan bahwa mengangan-angan adalah dasar yang amat penting.
Maksudnya, hendaklah ucapan ahli fiqh yang teliti itu terlebih dahulu harus
diangan-angan. Ada diaktakan : "Modal akal ialah ucapan yang tidak
sembarangan serta diangan-angan terlebih dahulu." Lain orang berkata :
Pesan untukmu, tata bicara ada lima perkara
Jika kau taat pada pemesan yang suka rela
jangan sampai terlupa :
apa sebabnya, kapan waktunya, bagaimana caranya,
berapa panjangnya dimana tempatnya itulah semua
ويكون مستفيدا فى
جميع الأوقات والأحوال من جميع الأشخاص قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: الحكمة
ضالة المؤمن أينما وجدها اخذها. وقيل:
خذ ما صفا، ودع ما كدر. وسمعت الشيخ الإمام الأجل الأستاذ فخر الدين الكاشانى
يقول: كانت جارية أبى يوسف أمانة عند محمد [ بن الحسن] فقال لها: هل تحفظين أنت فى
هذا الوقت عن أبى يوسف فى الفقه شيئا؟ فقالت: لا، إلا أنه كان يكرر ويقول: سهم
الدور ساقط، فحفظ ذلك منها، وكانت تلك المسألة مشكلة على محمد فارتفع أشكاله بهذه
الكلمة. فعلم أن الإستفادة ممكنة من كل أحد.
Seluruh waktunya dan dalam situasi
bagaimanapun, pelajar hendaknya mengambil pelajaran dari siapapun. Rasulullah
saw bersabda: "Hikmah itu barang hilangnya orang mukmin dimana asal ia
temui supaya diambil juga." Ada dikatakan: "Ambillah yang jernih
tinggalkanlah yang keruh." Saya mendengar ucapan Syaikhul Imam Ustadz
Fakhrudin Al-Kasyani : "Adalah jariyah Abu Yusuf menjadi amanat buat
Muhammad, lalu kepada Muhammad bertanya: Adakah sekarang saudari masih hafal sedikit
tentang fiqh dari Abu Yusuf? Jawabnya : ah, tidak tuan, hanya saya ketahui ia
sering mengulang-ulang ilmunya dan pernah berkata: "Saham daur itu gugur
tak dapat bagian. "Dengan itu Muhammad lalu menjadi hafal dan yang tadinya
masalah saham daur terasa sulit bagi muhammad, sekarang sudah terpecahkan.
Akhirnya tahulah bahwa belajar itu bisa dilaksanakan dari siapa saja."
ولهذا قال ابو يوسف
حين قيل: بم أدركت العلم؟ قال: ما استنكفت من الإستفادة من كل أحد وما بخلت من
الإفادة. وقيل لابن عباس رحمه الله: بم أدركت العلم؟ قال: بلسان سؤول، وقلب عقول.
Dikala kepada
Abu Yusuf ditanyakan: "Dengan apakah tuan memperoleh ilmu? beliau
menjawab: "Saya tidak merasa malu belajar dan tidak kikir mengajar".
Ada ditanyakan kepada Ibnu Abbas ra : "dengan apakah tuan mendapat
ilmu?" beliau menjawab : "Dengan lisan banyak bertanya dan hati
selalu berpikir."
وإنما
سمي طالب العلم: ما تقول، لكثرة ما كانوا يقولون فى الزمان الأول. ما تقول فى هذه
المسألة؟.
Adanya pelajar
digelari dengan "Ma Taqulu" (Bagaimana keteranganmu) sebab pada masa
dulu mereka amat terbiasa untuk mengucapakan "Bagaimana keterangan anda
dalam masalah ini?"
وإنما تفقه أبو حنيفة
رحمه الله بكثرة المطارحة والمذاكرة فى دكانه حين كان بزازا. فبهذا يعلم أن تحصيل العلم والفقه يجتمع مع
الكسب. وكان أبو حفص الكبير يكتسب ويكرر العلوم، فإن كان لا بد لطالب العلم من
الكسب لنفقة العيال وغيره فليكتسب وليكرر وليذاكر ولا يكسل.
Hanya dengan
banyak mutharahah dan mudzakarah di kedainyalah, Abu Hanifah pedagang kain itu
menjadi alim fiqh. Melihat kenyataan tersebut, kita bisa tahu bahwa menuntut
ilmu dan fiqh itu bisa pula dilakukan bersama-sama dengan bekerja mencari uang.
Abu Hafsh Al-Kabir sendiri bekerja sambil mengulang-ulang pelajarannya sendiri.
Karena itu, apabila seorang pelajar harus juga mencarikan nafkah keluarga dan
segenap tanggungannya, bisalah kiranya di tengah-tengah keasyikan bekerjanya
itu sambil mempelajari sendiri pelajarannya dengan semangat dan segiat mungkin.
I.
Pembiayaan Untuk Ilmu
وليس
لصحيح العقل والبدن عذر فى ترك التعلم والتفقه، فإنه لا يكون أفقر من أبى يوسف،
ولم يمنعه ذلك من التفقه.
Orang yang
kebetulan sehat badan dan pikirannya, tiada lagi alasan baginya untuk tidak
belajar dan tafaqquh sebab tidak ada lagi yang lebih melarat daripada Abu
Yusuf, tapi toh tidak pernah melupakan pelajarannya.
. فمن كان له مال كثير فنعم المال الصالح
للرجل الصالح، المنصرف فى طريق العلم. قيل لعالم: بم أدركت العلم؟ قال: بأب غني.
لأنه كان ينتفع به أهل العلم والفضل، فإنه سبب زيادة العلم لأنه شكر على نعمة
العقل والعلم، وإنه سبب الزيادة. قيل: قال أبو حنيفة رحمه الله: إنما أدركت العلم
بالحمد والشكر، فكلما فهمت ووفقت على فقه وحكمة قلت: الحمد لله، فازداد علمى.
Apabila
seseorang kebetulan kaya raya, alangkah bagusnya bila harta yang halal itu di
miliki orang shaleh. Ada ditanyakan kepada seorang yang alim "dengan apa
tuan mendapatkan ilmu?" lalu menjawabnya: "Dengan ayahku yang kaya.
Dengan kekayaan itu, beliau berbakti kepada ahli ilmu dan ahli keutamaan".
Perbuatan seperti ini, berarti mensyukuri nikmat akal dan ilmu, yang hal itu
menyebabkan bertambahnya ilmu. ada dikatakan orang, bahwa Abu Hanifah berucap:
"Hanya saja kudapatkan ilmu dengan Bersyukur dan Hamdallah. Tiap-tiap
berhasil kufahami fiqh dan hikmah selalu saja kuucapkan Hamdalah. Dengan cara
itu, jadi berkembanglah ilmuku."
J.
Bersyukur
وهكذا
ينبغى لطالب العلم أن يشتغل بالشكر باللسان والجنان والأركان والحال ويرى الفهم
والعلم والتوفيق من الله تعالى ويطلب الهداية من الله تعالى بالدعاء له والتضرع
إليه، فإن الله تعالى هاد من استهداه.
Demikianlah,
pelajar harus menyatakan syukurnya dengan lisan, hati, badan dan juga hartanya.
Mengetahui/menyadari bahwa kefahaman, ilmu dan taufik itu semuanya datang dari
hadirat Allah Swt. Memohon hidayahnya dengan berdo'a dan meronta, karena hanya
Dialah yang memberikan hidayah kepada siapa saja yang memohon.
فأهل الحق ـ وهم أهل
السنة والجماعة ـ طلبوا الحق من الله تعالى، الحق المبين الهادى العاصم، فهداهم
الله وعصمهم عن الضلالة. وأهل الضلالة أعجبوا برأيهم وعقلهم وطلبوا الحق من
المخلوق العاجز وهو العقل، لأن العقل لا يدرك جميع الأشياء كالبصر، فإنه لا يبصر
جميع الأشياء فحجبوا وعجزوا عن معرفته، وضلوا وأضلوا. قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: الغافل من عمل بغفلته والعاقل من عمل بعقله. فالعمل بالعقل أولا: أن يعرف
عجزنفسه, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من عرف نفسه فقد عرف ربه, فإذا عرف
عجز نفسه عرف قدرة الله عزوجل, ولا يعتمد على نفسه وعقله بل يتوكل على الله, ويطلب
الحق منه. ومن يتوكل على الله فهو حسبه ويهد يه إلى صراط مستقيم.
Akhlul Haq yaitu Ahli Sunah Wal
Jama'ah selalu mencari kebenaran dari Allah yang maha benar, petunjuk, penerang
yang memelihara, Maka Allahpun menganugrahi mereka hidayah dan membimbing dari
jalan yang sesat. Lain halnya dengan ahli sesat, dimana ia membanggakan
pendapat dan akal sendiri, mereka mencari kebenaran berdasar akal semata, yaitu
suatu makhluk yang lemah. Merekapun lemah dan terhalangi dari kebenaran, serta
sesat yang menyesatkan, kerena akal itu tak ubahnya seperti pandangan mata yang
tidak mampu mencari segala yang ada secara menyeluruh.
Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa mengetahui dirinya sendiri, maka dia mengetahui Tuhannya.
"Artinya, siapa tahu kelemahan dirinya, maka akan tahulah kebesaran
kekuasaan Allah. Karena orang itu jangan berpegang dengan diri dan akal
sendiri, tapi haruslah bertawakal kepada Allah, dan kepadaNya pula ia mencari
kebenaran. Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka akan dicukupinya dan di
bimbing ke jalan yang lurus.
K.
Pengorbanan Harta Demi Ilmu
ومن
كان له مال كثير فلا يبخل, وينبغى أن يتعوذ بالله من البخل. قال النبى عليه
السلام: أي دواء أدوأ من البخل. وكان أبو الشيخ الإمام الأجل شمس الأئمة الحلوانى,
رحمه الله فقيرا يبيع الحلواء, وكان يعطى الفقهاء من الحلواء ويقول: أدعوا لابنى,
فببركة جوده واعتقاده وشفقته وتضرعه إلى الله تعالى نال ابنه ما نال
Orang kaya
jangan kikir, dan hendaklah mohon perlindungan kepada Allah agar tidak kikir.
Nabi saw bersabda: "Manakah penyakit yang lebih keras daripada kikir?
Bapaknya Syaikhul Imam Agung Syamsul Aimmah Al-Halwaniy adalah seorang fakir
penjual kue halwak. Bapak ini menghadiahkan beberapa biji tersebut kepada
fuqaha, dan katanya: "Kumohon tuan mendo'akan putraku." Demikianlah,
sehingga atas berkah dermawan, I'tikad baik, suka rela dan merontanya itu, sang
putra mendapat kesuksesan cita-citanya.
ويشترى
بالمال الكتب ويستكتب فيكون عونا على التعلم والتفقه
Dengan harta
yang dimiliki, hendaklah suka membeli kitab dan mengaji menulis jika
diperlukan. Demikian itu akan lebih memudahkan belajar dan bertafaqquh.
وقد كان لمحمد بن
الحسن مال كثير حتى كان له ثلاثمائة من الوكلاء على ماله وأنفقه كله فى العلم
والفقه, ولم يبق له ثوب نفيس فرآه أبو يوسف فى ثوب خلق فأرسل إليه ثيابا نفيسة فلم
يقبلها فقال: عجل لكم, وأجل لنا, ولعله إنما لم يقبله وإن كان قبول الهدية سنة,
لما رأى فى ذلك مذلة لنفسه. قال رسول الله عليه الصلاة والسلام: ليس للمؤمن أن يذل
نفسه
Muhammad Ibnul
Hasan adalah seorang yang hartawan besar yang mempunyai 300 orang pegawai yang
mengurusi kekayaannya, toh suka membelanjakan sekalian kekayaannya demi ilmu,
sehingga pakaiannya sendiripun tiada yang bagus. Dalam pada itu, Abu Yusuf
menghaturkan sepotong pakaian yang masih bagus untuknya, namun tidak berkenan
menerimanya dan malah ujarnya: Untukmulah harta dunia, dan untukku harta
akherat saja. "Yang demikian itu sekalipun menerima hadiah sendiri
hukumnya sunnah, barangkali memandangnya dapat mencemarkan dirinya. Dalam hal
ini Rasulullah saw bersabda: "Orang yang mencemarkan dirinya sendiri,
tidaklah termasuk ke dalam golongan kaum muslimin."
وحكي أن الشيخ فخر
الإسلام الأرسابندى رحمه الله جمع قشور البطيخ الملقاة فى مكان خال فأكلها فرأته
جارية فاخبرت بذلك مولاها فاتخذ له دعوة فدعاه إليها فلم يقبل لهذا
Suatu hikayat, bahwa fakrul Islam Al-Arsyabandiy makan kulit-kulit
semangka yang dibuang orang, dimana ia kumpulkan sendiri dari tempat-tempat
yang sepi. Pada suatu ketika ada seorang jariyah yang mengetahuinya, lalu
melaporkan hal itu kepada tuannya. Maka setelah disediakan jamuan makan,
Fakhrul Islampun dimohon kehadirannya. Namun demi menjaga dirinya agar tidak
tercemar, beliau tidak berkenan menghadiri jamuan tersebut.
L.
Loba Dan Tama'
وهكذا ينبغى لطالب
العلم أن يكون ذا همة عالية لا يطمع فى أموال الناس. قال النبى صلى الله عليه
وسلم: إياك والطمع فإنه فقر حاضر. ولا يبخل بما عنده من المال بل ينفق على نفسه
وعلى غيره.
Demikianlah, sehingga para pelajar jangan sampai tama' mengharapkan
harta orang lain. Ia hendaknya memiliki Himmah yang luhur. Nabi saw bersabda :
"Hindarilah tama' karena dengan tama' berarti kemiskinan telah
menjadi". Tapi tuan juga jangan kikir, sukalah membelanjakan hartanya
untuk keperluan diri sendiri dan kepentingan orang lain.
M.
Lillahi Ta'ala
وينبغى أن لا يرجو
الأمن الله تعالى ولا يخاف إلا منه ويظهر ذلك بمجاوزة حد الشرع وعدمها فمن عصى
الله تعالى خوفا من المخلوق فقد خاف غير الله تعالى، فإذا لم يعص الله تعالى لخوف
المخلوق وراقب حدود الشرع فلم يخف غير الله تعالى بل خاف الله تعالى وكذا فى جانب
الرجاء.
Tumpuan harapan
sang pelajar hanyalah kepada Allah, takutpun hanya kepadaNya. Sikap tersebut
bisa di ukur dengan melampaui batas-batas agama atau tidak. Barangsiapa takut
kepada sesama makhluk lalu ia mendurhakai Allah, maka berarti telah takut
kepada selain Allah. Tapi sebaliknya bila ia telah takut kepada makhluk namun
telah taat kepada Allah dan berjalan pada batas-batas syareat, maka tidak bisa
dianggap telah takut kepada selain Allah. Ia masih dinilai takut kepada Allah.
Begitu pula dalam masalah harapan seseorang.
N.
Metode Menghafal
وينبغى
لطالب العلم أن يعد ويقدر لنفسه تقديرا فى التكرار فإنه لا يستقر قلبه حتى يبلغ
ذلك المبلغ.
Hendaknya (yang
lebih efisien dan efektif untuk menghafalkan pelajaran yaitu) : Pelajaran hari
kemarin diulang 5 kali, hari lusa 4 kali hari kemarin lusa 3 kali, hari sebelum
itu 2 kali dan hari sebelumnya lagi 1kali.
O.
Masa Tenggang
وينبغى أن لا يكون
لطالب العلم فترة فإنها آفة، وكان أستاذنا شيخ الإسلام برهان الدين رحمه الله
يقول: إنما غلبت شركائى بأنى لا تقع لى الفترة فى التحصيل. وكان يحكى عن الشيخ
الأسبيجابى أنه وقع فى زمان تحصيله وتعلمه فترة اثنتى عشرة سنة بانقلاب الملك،
فخرج مع شريكه فى المناظرة [إلى حيث يمكنهما الإستمرار فى طلب العلم وظلا يدرسانه
معا ولم يتركا الجلوس للمناظرة اثنتى عشرة سنة. فصار شريكه شيخ الإسلام للشافعيين
وكان هو شافعيا.
Seyogyanya
pelajar tidak panik dan kebingungan, sebab itu semua adalah afat. Guru kita
Syaikhul Islam Burhanuddin berkata: "Sesungguhnya saya dapat melebihi
teman-temanku adalah karana selama belajar tidak pernah merasa panik, kendor
dan kacau". Hikayat menceritakan, bahwa Syaikh Al-Asbijabiy di masa
belajarnya mengalami masa jumud selama 12 tahun lantaran pergantian Raja. Iapun
pergi keluar negeri bersama seorang sahabatnya guna mengadakan munadharah
setiap hari di sana. Demikian munadharah dilakukan selama 12 tahun. Akhirnyapun
sahabat tadi menjadi Syaikhul Islam beraliran madzhab Syafi'I ikutan kaum
syafi'iyyin.
P.
Tips Belajar
وكان
أستاذنا الشيخ القاضى الإمام فخر الإسلام قاضى خان يقول: ينبغى للمتفقه أن يحفظ
[كتابا] واحدا من [كتب] الفقه دائما فيتيسر له بعد ذلك حفظ ما سمع من الفقه.
Guru kami
Syaikh Qadli Imam Fakhrul Islam Qadlikhan berkata: Bagi pelajar Fiqh, agar
selalu hafal di luar kepala sebuah kitab fiqh. Dengan begitu, akan lebih
memudahkan dalam mnghafalkan ilmu fiqh yang baru yang di dengarkan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a)
Kitab Ta’lim Muta’allim sebagai metode pengajaran adalah sesuai
dengan metode pembelaharan modern.
b)
Pembelajaran yang dikandungnya meliputi: aspek spiritual dan
material; atau meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.
c)
Menekankan moral agama Islam, baik yang berhubungan dengan Sang
Khaliq maupun dengan makhluk.
B. Saran
a)
Kitab Ta’lim Muta’allim hendaklah dimodernisasi penulisannya, agar
dapat diterima di kalangan umum.
b)
Hadits-hadits yang terdapat di dalamnya perlu dikaji ulang tentang
keshahihannya
c)
Hendaklah ada mahasiswa yang mengangkat kitab ta’lim untuk dijadikan
disertasi doctor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar